Saturday, April 23, 2011

Persepsi Terhadap IM – Suatu Perjuangan Antarabangsa




Rabu, 20 April, 2011

Sebuah badan ‘think  tank’ pemantau ekstremisme yang berpusat di London telah melontar kritik terhadap kerajaan Britain atas rancangannya untuk mengadakan lawatan rasmi ke ibu pejabat Ikhwan Muslimun di Mesir.

Di tengah kekhuatiran yang meningkat terhadap jalinan hubungan dengan kumpulan Islam, termasuk IM, seorang bekas pegawai CIA juga telah mengeluarkan amaran bahawa IM akan menggunakan kuasa untuk mengenepikan perjanjian damai dengan Israel. Memandangkan Israel merupakan sekutu utama AS di rantau itu, peringatan ini telah mendapat perhatian.

Seperti dimaklumi, referendum di Mesir baru-baru ini berfungsi untuk menguatkan Ikhwan Muslimun yang sekarang berada dalam kedudukan politik terbaik di Mesir.

Referendum baru-baru ini membawa perubahan perlembagaan signifikan yang telah memungkinkan pilihan raya berlangsung dalam masa enam bulan. Jika dilaksanakan, IM dipercayai  mampu meraih sehingga 40% kerusi parlimen, menjadikan mereka wakil terbesar dalam kerajaan.

Kesan terbesar IM dilihat akan terserlah jika kumpulan-kumpulan pembangkang lain bergabung dengannya. Apapun, AS dan Israel merasa mereka akan menjadi sasaran jika IM menang dalam sebarang pecaturan kuasa, meskipun IM berterusan mengeluarkan kenyataan yang menyatakan komitment mereka untuk membentuk masyarakat madani yang didasarkan pada keadilan sosial dan kesediaan mereka menghormati perjanjian antarabangsa yang dimetrai oleh rejim yang lepas.

AS dan Israel khuatir IM akan berusaha untuk memburukkan Israel, walaupun tindak-balas ganas tentera Israel dan penggunaan kekuatan berlebihan terhadap Palestin, khususnya di Semenanjung Gaza, telah didokumentasikan dengan baik dan sudah tersohor di seluruh dunia.

Dalam reaksi yang diselubungi ketakutan terhadap pertumbuhan dan peningkatan pengaruh sah IM, Israel bimbang bahawa Mesir, di bawah pengaruh IM, akan mendesak supaya perjanjian dengan Israel digubal semula.

Memandangkan pengaliran dana Amerika ke Israel dimudahkan oleh  perjanjian ini, Israel benar-benar bimbang.

IM kini terkenal dengan saranan ke arah demokrasi dan polisi perubahan tanpa kekerasan, namun sokongan mereka terhadap Hamas dianggap mendatangkan ancaman bagi Israel yang menjadi semakin gelisah dengan perubahan yang berlaku di seluruh wilayah berhampiran.

AS dan Israel masih enggan membiarkan diri mereka mempercayai bahawa IM bersedia dan mampu terlibat dalam politik dan dalam masa sama menjadi unsur penstabil di Mesir tanpa penggunaan kekerasan, walaupun IM mempamerkan tindak tanduk yang layak dijadikan teladan sepanjang Revolusi 25 Januari.

Perlu ditekankan bahawa kalaulah IM menyimpan niat rahsia untuk menggunakan kekerasan, revolusi itulah masa terbaik untuk mengeluarkannya.

Ikhwan Muslimun tidak segan silu menjulang  iltizam mereka kepada nilai-nilai dan etika Islam dan terhadap keinginan untuk membina bangsa mereka pada tahap peradaban yang tinggi sambil menyatukan umat Islam atas asas rahmat dan taqwa.

Ikhwan Muslimun telah membentuk parti politik baru bernama Parti Kebebasan dan Keadilan susulan dari perubahan di negara itu selepas Revolusi 25 Januari. IM kini mengharungi tahun-tahun yang bergejolak sepanjang rejim Mubarak, bekerjasama dengan kuasa-kuasa pembangkang dan mengatur kegiatan sosial, sokongan dan nasihat kepada rakyat Mesir.

Terdapat kumpulan-kumpulan politik di Mesir yang baru muncul dalam arena politik yang terbuka sekarang tapi IM mewarisi suatu legasi penghormatan yang unggul di kalangan masyarakat Mesir dan dikenali dengan tekad tinggi untuk memenangkan kepentingan terbaik buat Mesir.

Kekhuatiran AS bahawa IM sedang memodelkan kumpulan mereka seperti Iran adalah tidak  berasas. Begitu juga dengankebimbangan bahawa gerakan itu akan membatalkan perjanjian perdamaian 1979 dengan Israel dan menentang kepentingan AS di Timur Tengah yang masih ditimbulkan  meskipun IM membuktikan secara berterusan yang mereka adalah sebuah kuasa Islam yang sederhana.

Dengan membentuk Parti Kebebasan dan Keadilan yang baru, IM membuktikan bahawa mereka tidak takut untuk mematuhi peraturan negara dan dengan berbuat demikian mereka telah menceburkan diri secara sah ke dalam kancah arena politik Mesir.


http://www.ikhwanweb.com/article.php?id=28433

Monday, April 11, 2011

Menyerang Qiyadah Melumpuhkan Dakwah

Muhammad Abdullah Al Khatib

Wahai Ikhwan, karena dakwah kamu semua merupakan kekuatan besar melawan kezaliman, maka wajar kalau kamu mengerahkan segala senjata dan kemampuan untuk menghadapi dakwah kamu semua, bahkan tidak ada jalan lain kecuali mereka memanfaatkan senjata dan kemampuan untuk memerangi musuh dan membentengi dakwah kalian.

Cara paling berbahaya yang digunakan oleh musuh yang licik adalah usaha menimbulkan pergeseran dalaman di dalam dakwah, sehingga mereka dapat memenangkan pertarungan karena kekuatan dakwah menjadi lemah akibat berpecah-belah. Sesuatu yang paling efektif dalam menimbulkan pergeseran dalaman dalam dakwah adalah hilangnya tsiqah antara ahli dan pimpinan. Sebab bila ahli sudah tidak memiliki sikap tsiqah pada pimpinannnya, maka makna ketaatan akan segera hilang dari jiwa mereka. Bila ketaatan sudah hilang, maka tidak mungkin ada kepemimpinan dan karenanya pula tidak mungkin jamaah dapat wujud.

Oleh karena itulah, maka Imam Asy-Syahid menekankan rukun tsiqah dalam Risalah At-Ta’alim dan menjadikannya sebagai salah satu rukun bai’at. Imam Asy-Syahid juga menjelaskan kepentingan rukun ini dalam menjaga solidariti dan kesatuan jamaah, ia mengatakan: “…Tidak ada dakwah tanpa kepemimpinan.

Kadar tsiqah – yang timbal balik – antara pimpinan dan yang dipimpin menjadi penentu bagi sejauh mana kekuatan sistem jamaah, kemantapan langkah-langkahnya, keberhasilan dalam mewujudkan tujuan-tujuannya, dan kemampuannya dalam mengatasi berbagai halangan dan kesulitan. “Ta’at dan mengucapkan perkataan yang baik adalah lebih baik bagi mereka” (QS 47:21). Dan tsiqah terhadap pimpinan merupakan segala-galanya bagi keberhasilan dakwah.”


Kita tidak mensyaratkan bahwa yang berhak mendapat tsiqah kita adalah pemimpin yang sebagai orang yang paling kuat, paling bertakwa, paling mengerti, dan paling fasih dalam berbicara. Syarat seperti ini sangat sulit dipenuhi, bahkan hampir tidak terpenuhi sepeninggal Rasulullah saw. Cukuplah seorang pemimpin itu, seseorang yang dianggap mampu oleh saudara-saudaranya untuk memikul amanah (kepemimpinan) yang berat ini. Kemudian apabila ada seorang ikhwah yang merasa bahwa dirinya atau mengetahui orang lain memiliki kemampuan dan bakat yang tidak dimiliki oleh pimpinannya, maka hendaklah ia mendermakan kemampuan dan bakat tersebut untuk dipergunakan oleh pimpinan, agar dapat membantu tugas-tugas kepemimpinannya bukan menjadi pesaing bagi pimpinan dan jamaahnya.

Saudaraku, mungkin anda masih ingat dialog yang terjadi antara Abu Bakar ra dan Umar ra sepeninggal Rasulullah saw. Umar berkata kepada Abu Bakar, ‘Ulurkanlah tanganmu, aku akan membai’atmu.’ Abu Bakar berkata, ‘Akulah yang membai’atmu.’Umar berkata, ‘Kamu lebih utama dariku.’ Abu Bakar berkata, ‘Kamu lebih kuat dariku.’

Setelah itu Umar ra berkata, ‘Kekuatanku kupersembahkan untukmu karena keutamaanmu.’ Umar pun terbukti benar-benar menjadikan kekuatannya sebagai pendukung Abu Bakar sebagai khalifah.
Tatkala seseorang bertanya kepada Imam Asy-Syahid, ‘Bagaimana bila suatu kondisi menghalangi kebersamaan anda dengan kami? Menurut anda siapakah orang yang akan kami angkat sebagai pemimpin kami?’
Imam Asy-Syahid menjawab, ‘Wahai ikhwan, angkatlah menjadi pemimpin orang yang paling lemah di antara kamu. Kemudian dengarlah dan taatilah dia. Dengan (bantuan) kamu semua, ia akan menjadi orang yang paling kuat di antara kalian.’

‘Wahai Ikhwan, mungkin anda masih ingat perselisihan yang terjadi antara Abu Bakar dan Umar dalam menyikapi orang-orang yang tidak mau mengeluarkan zakat. Sebagian besar sahabat berpendapat seperti pendapat Umar, yaitu tidak memerangi mereka. Meski demikian tatkala Umar mengetahui bahwa Abu Bakar bersikap keras untuk memerangi mereka, maka ia mengucapkan kata-katanya yang terkenal, yang menggambarkan ketsiqahan Umar yang sempurna, ‘Demi Allah, tiada lain yang aku pahami kecuali bahwa Allah telah melapangkan dada Abu Bakar untuk memerangi mereka, maka aku tahu bahwa dialah yang benar.’

Andai Umar ra tidak memiliki ketsiqahan dan ketaatan yang sempurna, maka jiwanya akan dapat memperdayakannya, bahwa dialah pihak yang benar, apalagi ia telah mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Allah swt telah menjadikan al haq (kebenaran) pada lisan dan hati Umar.’ Alangkah perlunya kita pada sikap seperti Umar ra tersebut, saat terjadi perbezaan pendapat di antara kita, terutama untuk ukuran model kita yang tidak mendengar Rasululiah saw memberikan cadangn kepada salah seorang di antara kita, bahwa kebenaran itu pada lisan atau hatinya.

Mengingat sangat pentingnya ketsiqahan terhadap fikrah dan ketetapan pimpinan, maka musuh-musuh Islam berusaha sekuat tenaga untuk menimbulkan keragu-raguan pada Islam, jamaah, manhaj jamaah, dan pimpinannya. Betapa banyak serangan yang dilancarkan untuk melaksanakan misi tersebut.

Oleh karena itu, seorang akh jangan sampai terpengaruh oleh serangan-serangan tersebut. Ia harus yakin bahwa agamanya adalah agama yang haq yang diterima Allah swt. Ia harus yakin bahwa Islam adalah manhaj yang sempurna bagi seluruh urusan dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Ia harus tetap tsiqah bahwa jamaahnya berada di jalan yang benar dan selalu memperhatikan Al Quran dan Sunah dalam setiap langkah dan sarananya. Ia harus tetap tsiqah bahwa pimpinannya selalu bercermin pada langkah Rasulullah saw serta para sahabatnya dan selalu tunduk kepada syariat Allah dalam menangani persoalan yang muncul saat beraktivitas serta selalu memperhatikan kemaslahatan dakwah.

Kami mengingatkan, bahwa terkadang sebagian surat kabar atau media massa lainnya mengutip pembicaraan atau pendapat yang dilakukan pada pimpinan jamaah, dengan tujuan untuk menimbulkan keragu-raguan, menggoncangkan kepercayaan, dan menciptakan ketidakstabilan di dalam tubuh jamaah. Oleh karena itu, seorang akh muslim tidak diperbolehkan menyimpulkan suatu hukum berdasarkan apa yang dibaca dalam media massa, tidak boleh melunturkan tsiqahnya, dan tidak boleh menyebarkannya atas dasar pembenaran. Ia harus melakukan tabayyun (semakan) terlebih dahulu.

Allah swt menegur segolongan orang yang melakukan kesalahan dengan firman-Nya, “Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka serta merta menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja di antaramu.” (QS 4:83).

*Dikutip dari Kitab Nadzharat Fii Risalah at-Ta’alim (Bab Ats-Tsiqah) terbitan Asy-Syaamil.

Artikel asal di: http://www.al-ikhwan.net/

Friday, April 8, 2011

Peranan Agama Dengan Kemunculan Revolusi


Agama sentiasa memainkan peranan penting di Mesir dan lebih-lebih lagi selepas Mubarak turun, Islam muncul kembali dalam arena politik.

Khamis, 7 April, 2011

Dengan kejayaan revolusi di Mesir dan kejayaan mengusir Mubarak dan rejimnya, rakyat Mesir sekarang berjaya mencipta suatu persekitaran politik baru dan sekarang peranan agama dalam kehidupan politik kembali menjadi tajuk perbincangan. Agama sentiasa memainkan peranan penting di Mesir dan lebih-lebih lagi selepas Mubarak tumbang, kumpulan Islam muncul kembali dalam arena politik.

Sewaktu Mubarak masih berkuasa, Ikhwan Muslimun telah mengutarakan slogan keagamaan yang diterima dengan baik oleh rakyat Mesir. Sekarang dengan kemunculan IM sebagai sebuah entiti yang sah di Mesir dari segi undang-undang, dan dengan kewujudan pelbagai kumpulan pembangkang yang berusaha untuk mengemukakan pindaan dan perubahan yang diperlukan, perdebatan telah bermula mengenai tempat agama dalam Perlembagaan masa depan Mesir dan aktiviti politik yang kembali giat di kalangan kumpulan-kumpulan Islam. Memandangkan Mesir terkenal sebagai masyarakat beragama, jelas bahawa Islam akan mempunyai tempat dalam gerakan menuju demokrasi.

IM adalah satu bahagian asas dan penting dalam kerangka agama Mesir dan mereka begitu dihormati. Mereka memegang suatu persepsi Islam yang sederhana dan bertolak ansur. Bagi IM, tidak ada pertentangan antara demokrasi moden dan undang-undang Islam yang menjamin kebebasan kepercayaan dan bersuara berdasarkan kesopanan awam dan hak-hak yang sama bagi wanita. IM juga komited kepada pembentukan sebuah kerajaan berdasarkan kedaulatan rakyat. Pengalaman menunjukkan bahawa IM telah berjaya mengadun gabungan strategi politik dengan prinsip-prinsip agama yang membentuk landasan etika dan moral.

Fasal satu dalam Perlembagaan Mesir - tahun 1971 - menjadikan Islam sebagai agama negara dan prinsip-prinsip undang-undang Islam sebagai dasar undang-undang. Fasal khusus ini tidak termasuk dalam referendum yang diadakan baru-baru ini tetapi beberapa pihak bimbang bahawa jikalau wujud sebuah perlembagaan baru, fasal tersebut mungkin tercicir. Pada masa yang sama pihak sekular khuatir yang fasal tersebut boleh mengarah kepada pembentukan negara Islam, seterusnya menjadikan Kristian Koptik didiskriminasikan.

Pindaan Perlembagaan, walaubagaimanapun, menjamin kewarganegaraan yang sama bagi setiap orang tanpa memandang agama, bangsa atau kepercayaan. Identiti agama di suatu negara tidak perlu mengganggu proses politik, tetapi, pada masa yang sama, mestilah dipelihara.

Sementara orang-orang Kristian Koptik menuntut peluang yang sama untuk menyertai arena politik, begitu juga kumpulan-kumpulan Islam, yang telah ditekan sekian lama, pun tidak seharusnya dikecualikan daripada kehidupan politik. Siapa saja yang menghormati prinsip kebebasan beragama dan kesamaan semua pihak mempunyai hak untuk turut serta dalam pembangunan Mesir baru. Pada masa yang sama, setiap individu atau kumpulan yang mencetuskan sebarang bentuk sektarianisme haruslah dipandang sebagai ancaman bagi demokrasi.

Islam di Mesir mempunyai pelbagai sudut dan tidak ada kumpulan yang boleh mengatakan ia mewakili 'Islam'.

Ikhwan Muslimun mewakili Islam sederhana, parti Wasat menawarkan tafsiran agama yang lebih progresif, dan gerakan Salafi mengambil pendekatan lain sama sekali dan pendirian mereka untuk menolak dan mengecam usaha revolusi baru-baru ini, yang dilihat sebagai pemberontakan terhadap kuasa yang memerintah, jelas menampakkan pandangan mereka.

Kewujudan kumpulan-kumpulan tersebut tidak semestinya bererti bahawa kebebasan Mesir yang baru dijumpai itu berada di bawah ancaman. Bahkan, arena terbuka politik Mesir akan memberikan peluang dan kesempatan kepada kumpulan-kumpulan agama untuk menyajikan mesej yang menarik kepada majoriti rakyat Mesir yang masih resah. Radikalisme, sebaliknya, adalah suatu ancaman kerana ia bertentangan dengan undang-undang yang baru ditubuhkan dan pastinya, mereka yang menyokongnya akan terpinggir dari segi politik.

Mesir baru saja berjaya menggulingkan autoritarianisme, dan sama sekali tidak bersedia untuk mengembalikannya dibawah topeng agama. Islam di Mesir tidak akan dibenarkan menjadi alat untuk menindas, tetapi sebagai sarana untuk toleransi dan kebebasan.

http://www.ikhwanweb.com/article.php?id=28359

Sunday, April 3, 2011

Mursyidul Am IM Merasmikan Markaz IM di Alexandria


Jumaat, 1 April, 2011

Mursyidul Am Dr. Mohamed Badie merasmikan Markaz IM di Alexandria pada petang Rabu. Sebilangan pemimpin IM turut hadir termasuk Gomaa Amin, Naib Mursyidul Am Mohamed Abdel Monem, Hassan Ibrahim dan Mohamed Sowidan.

Mursyidul Am telah bertemu sejumlah pemuda dan pemimpin di Alexandria. Beliau mengulas tentang projek pembangunan kerja IM, sambil menyebut setiap ahli mestilah mengambil bahagian dalam tugas membina kerja IM dalam fasa Mesir yang bersejarah ini.

Beliau menegaskan bahawa pemuda telahpun mengambil peranan dalam penulisan sejarah Mesir sambil menyebut yang IM akan menyusun kem-kem buat pemuda selepas era kejatuhan Mubarak dan rejimnya. Beliau menekankan yang perkhemahan ini sangat penting dalam membina keperibadian dan watak ahli IM.

Beliau juga menyatakan kepentingan untuk mengembangkan karya media IM dan turut mengisytiharkan bahawa mereka akan menubuhkan sebuah saluran TV satelit dan menerbitkan sebuah akhbar.

Beliau menyeru para pemuda untuk menghargai dan memahami pandangan-pandangan yang berlawanan dan berkata: "Kita harus terus istiqamah dalam mencapai yang terbaik untuk misi kita dan kita akan menganjurkan banyak pertemuan dengan para pemuda dan pemimpin IM untuk mendapatkan pandangan sebanyak mungkin bagi membangunkan kerja kita."

Pada akhir pertemuan itu pemuda-pemuda telah mendesak Mursyidul AM IM agar mereka boleh memperbaharui janji setia mereka kepada beliau, memandangkan keadaan keselamatan sewaktu rejim lalu telah membuatkan mereka sukar untuk melakukannya.

http://www.ikhwanweb.com/article.php?id=28315
 

My Blog List

FIKRAH & DAKWAH Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template