Tuesday, December 1, 2009

Risalah Mursyid: Selamatkanlah Bahtera Manusia


Dari Ikhwan Online

Risalah dari: Muhammad Mahdi Akif – Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, 20-11-2009
http://www.ikhwanonline.com/Article.asp?ArtID=56416&SecID=213

Segala puji hanya milik Allah, selawat dan salam ditujukan kepada utusan paling mulia, Nabi yang membawa petunjuk yang bersifat al-amin, beserta keluarganya dan seluruh sahabatnya… adapun selanjutnya ..


Allah berfirman dalam kitab-Nya:

“Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (Al-Isra:70)
Namun, ketika kita merenungkan situasi abad ke dua puluh ini, sebagai jawapan atas perintah Allah kepada kita, untuk berjalan di bumi, untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada di alam buana ini, mengambil isyarat dan pelajaran darinya, bagi mempersiapkan diri menuju hari kebangkitan yang tidak ada keraguan di dalamnya; dan bagi para pemerhati lainnya nescaya akan menemukan keadaan kemanusiaan dengan gambaran yang pilu dan mencemaskan; nampak kerusakan di darat dan di lautan akibat tangan-tangan manusia yang tidak bertanggungjawab.

Bahkan situasi yang mencemaskan lainnya juga banyak terjadi seperti adanya perang; akibat adanya sengketa dan perbezaan yang sedikit, dan senjata adalah `bahasa komunikasi’ digunakan antara manusia sebagai alternative…Ingatlah Allah telah memberikan garis-garis dan norma-norma untuk saling memberikan makna kerjasama, tolong menolong dan interaksi sebagaimana yang telah diserukan oleh Allah yang menjadi dasar utama dalam menjalin hubungan antara sesama manusia .. Allah berfirman:

“Hai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan berpuak-puak agar kamu dapat saling mengenal, sesungguhnya yang paling mulia diantara kmu adalah yang paling bertaqwa”. (Al-Hujurat: 13)


Namun nilai-nilai kemanusiaan ini telah jauh dari fitrahnya yang bersih seperti yang telah Allah anugerahkan kepada manusia, bahkan nilai-nilai ini sebagaimana persaudaraan manusia yang memiliki asal-usul dan keturunan yang sama menjadi makna yang telah ditinggalkan dan nilai-nilai yang telah lenyap dan hilang dalam kehidupan manusia sejagat; dimana manusia saat ini tidak memiliki hak dalam mempertahankan martabatnya – atau bahkan untuk mempertahankan hidup – ditengah saudaranya sesama manusia.


Padahal misi dari “nilai kemanusiaan” di sini adalah sebahagian dari kaedah interaksi anak cucu Adam (manusia) yang merupakan dasar yang telah ditetapkan Allah dan sebagai peraturan yang telah ditetapkan oleh Allah dalam rangka melaksanakan tujuan penciptaan manusia iaitu sebagai khalifah di muka bumi ini dan menegakkan Syari’ah Allah di dalamnya, serta melaksanakannya dengan baik dalam rangka mencapai tujuan-tujuan Ilahi yang agung ini..


”Ingatlah ketika Tuhanmu berkata kepada malaikat: Aku akan menciptakan di muka bumi ini seorang Khalifah” (Al-Baqarah:30).


Oleh karena itu, manusia memiliki kedudukan dan posisi yang sangat mulia dalam agama Islam yang suci ini; karena syariat dan ketentuan-ketentuannya hadir untuk memberikan kesejahteraan, memberikan jaminan ke atas hak-hak mereka, memperbaiki keadaan hidup mereka serta memberikan kemudahan dalam melaksanaan berbagai urusan hidup mereka, kerana Allah telah memberikan segala sesuatu kepada manusia di dunia ini, Allah berfirman:


“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (Nya)”. (An-Nahl:12)


Allah juga berfirman:


“Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia”. (Al-Hajj:65)


Sebagaimana Allah menjadikan lima Maqasid Syariah seperti agama, jiwa, akal, keturunan dan harta adalah sebagai alat untuk melindungi kehidupannya dan kehormatannya.


Dan di antara bukti Allah dalam memuliakan manusia adalah bahwa Allah telah menciptakannya dalam bentuk yang sempurna..


“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.

(At-Tiin:4)

Sebagaimana Allah juga memberikan kemuliaan kepada manusia pada saat memiliki ikatan yang erat kepada Zat yang paling agung dan tinggi, ketika Allah menciptakannya dengan tangannya sendiri, meniupkan ruh di dalamnya, dan menjadikan kekufuran sebagai akibat ketiadaan penghormatan dan pengagungan terhadap jati diri manusia itu sendiri…seperti firman Allah:


“(ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: “Sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah”. Maka apabila telah Ku sempurnakan kejadiannya dan Ku tiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadaNya”. lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya, kecuali Iblis; Dia menyombongkan diri dan adalah Dia Termasuk orang-orang yang kafir”. (Shaad:71-74)


Dan di antara buah dari nilai-nilai dan prinsip yang mulia ini adalah lahirnya prinsip persaudaraan antara sesama manusia, bahawa manusia sama darjat dalam hukum syariat Islam, yang memiliki kesatuan asal-usul dan keturunan; Adam dan Hawa .. Allah berfirman:


“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (An-Nisa:1)


Al-Quran dan Sunnah nabawiyah juga penuh dengan ungkapan yang dimulai dengan kata-kata seruan: “Hai Manusia” dan Nabi Muhammad saw diutus untuk seluruh manusia dan membawa rahmat bagi sekalian alam .. Dia bersabda: “Aku diutus untuk semua orang” .. sebagaimana Allah juga berfirman:


” Dan Kami tidak mengutusmu kecuali membawa rahmat bagi seluruh alam” (Al-Anbiya:107)

Dalam Islam kita tidak diperintahkan untuk menyeru manusia kepada Allah dan syariatnya-Nya dengan cara kekuatan dan kekerasan serta paksaan; namun dengan hikmah dan nasihat yang baik. Ini kerana Islam tidak hanya sebagai agama toleransi, namun juga memberikan penghormatan terhadap kemuliaan manusia dan akalnya, bagitu juga penghormatan dan persamaan di antara semua manusia; yang telah digariskan oleh Allah yang Maha Mulia dan Agung dan menegaskan hubungan langsung antara Allah dan para hamba-Nya, tidak ada penghalang antara Allah dan manusia.

Nilai-nilai apakah yang mereka serukan?!


Demikianlah nilai-nilai Islam, yang telah menguasai dunia selama lebih dari seribu tahun, di dalamnya terdapat khalifah Islam sebagai satu-satunya mercu kegemilangan Islam di seluruh dunia; baik ilmu pengetahuan, etika, undang-undang, dan akal. Pada sisi inilah Ibnu Rusydi mengikuti imam Syafi’i, dan Ibn al-Haytham membuat nilai kejuruteraan empangan Aswan, dan Harun Al-Rasyid mengikuti laju awan di atas langit agar dapat memberikan hasil baik seperti yang diperintahkan oleh Allah. Sementara saat itu, Barat masih hidup di gua-gua, suasana yang primitif dan berlaku hukum rimba dalam kehidupan mereka.


Dan ketika muncul apa yang dikenali sebagai zaman Renaisanse dan Pencerahan pada abad pertengahan di Eropa, barulah Barat mulai mengambil dan memanfaatkan peradaban, ilmu pengetahuan dan pemikiran Islam. Dan masyarakat dunia menyangka bahawa dunia ketika berada di tangan Barat akan memberikan kedamaian dan kesepakatan yang erat, dan akan memimpin kepada nilai-nilai akal dan jiwa secara bersamaan. Namun apa yang terjadi tidaklah demikian seperti yang diharapkan. Bahawa “peradaban” Barat mempraktikkan banyak undang-undang yang bertentangan dengan sifat dan fitrah manusia yang bersih, bertentangan pula dengan nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh Allah dalam melaksanakan berbagai urusan hamba-Nya di muka bumi ini.


Sebagaimana nilai-nilai yang diterapkan hanya berfokus pada keuntungan material, bahkan hal tersebut dijadikan sebagai asas dan nilaian hukum yang mengatur segala urusan, sehingga tersebarnya kerusakan dan keruntuhan moral, dan menyebabkan segala kemudahan yang ada di hadapan manusia berorientasi pada kepentingan diri dan material.


Demikianlah logik dasar yang di terapkan oleh orang-orang Eropa dan Amerika dalam misi penjajahan kolonialnya selama enam abad terakhir dalam sejarah manusia, mereka merampas kekayaan “bangsa mundur”, bahkan mereka menjual rakyatnya ke dalam perhambaan .. sehingga ratusan juta jiwa yang dimuliakan Allah dijadikan hamba untuk bekerja dalam pertanian dan industri “peradaban Barat”, kemudian meninggal dan tidak ada seorang pun mengetahui dan mendengar rimbanya dasar hidup barat.


Lalu peperangan pun meletus sehingga menambah tingkat kemunduran dunia selain Barat setelah selama berabad-abad di dominasi oleh penjajahan kolonialisme. Lalu muncul bangsa-bangsa dan negara yang tidak memahami arti keamanan, tidak mengenal peradaban sebagai kemudahan, terutama setelah dipaksa kepada mereka kebergantungan kepada barat, sehingga dapat dijadikan sebagai pasaran untuk produk pertanian, perindustrian dan penternakan barat. Bagitu pula pergerakan wang makro yang diciptakan oleh orang-orang Yahudi terutama pada abad ketujuh belas di Amerika; digunakan hanya untuk melindungi wang mereka, dan memberikan jaminan pada bangsa dan negara akan tersedianya pasaran pada produk perindustrian dan penternakan “peradaban” Barat sebagai bahan asal.


Dan hal ini dijadikan alat untuk melakukan kawalan dan menguasai nilai-nilai material dan pragmatisme, serta menjauhkan manusia dari agama Allah yang suci; itu semua menjadi sebab utama membentuk suasana dan mengembalikan manusia pada hukum rimba dan perhambaan yang telah lama diperjuangkan oleh Islam untuk disingkirkan, kembali bermaharajalela dan istilah-istilah seperti persaudaraan manusia dan semangat bantu-membantu jauh api dari panggang, bahkan kamus hubungan antara masyarakat manusia tidaklah banyak ditemukan.


Akhirnya tanah yang hitam dan api yang panas menjadi membara terutama ketika bertemu tujuan dan kepentingan Barat dengan kapitalisme liar, yang dipimpin oleh Amerika Syarikat, dan diikuti oleh misi dan visi projek Zionis menguasai dunia Arab dan dunia Islam; sehingga darah pun mengalir dengan deras di bumi tersebut, dan muncul para pelarian dan warga yang terusir yang mendominasi berita tentang umat Islam yang ditundukkan oleh kekuatan-kekuatan ganas antarabangsa, kerakusan pemimpin dan korupsi warganya.

Keperluan manusia kepada juru penyelamat

Sekarang, pada situasi yang penuh dengan kehancuran dan kebinasaan manusia yang dipimpin oleh Barat, dan di tengah adanya pertumpahan darah, kemiskinan dan kelaparan yang membanjiri majoriti dunia akibat nilai-nilai kekejian dan keganasan Barat, menyebabkan umat manusia memerlukan adanya penerapan kebijakan dalam rangka melakukan penyelamatan secara cepat, melestarikan kehidupan manusia, melindungi harta dan kehormatannya, bahkan menyelamatkan apa yang dapat dilakukan untuk melindungi kehormatannya, menjunjung tinggi nilai-nilai kerjasama dan persaudaraan daripada hanya mementingkan keuntungan material dan kepentingan diri yang sempit belaka.


Sepanjang perjalanan sejarah umat manusia, mereka tidak mengenal adanya dakwah atau agama seperti Islam, yang dapat menyelamatkan dunia dari kemunduran, dan apa yang kita katakan dalam proses penghormatan Islam kepada manusia dan menjunjung tinggi jati dirinya; bukanlah sekadar jaguh atau hasrat emosional, namun merupakan pengalaman sejarah dengan segala makna dan aplikasi yang nyata sebagai negara terbesar sepanjang sejarah dunia dan umat manusia.


Nabi kita sebagai utusan untuk seluruh manusia, nabi Muhammad saw telah meletakkan asas
persaudaraan, kesamaan dan keadilan dalam aqidah Tauhid, seperti yang telah disampaikan oleh Allah dalam hadits qudsi-Nya ia berkata:


“Wahai manusia, ketahuilah bahwa Tuhanmu adalah satu, Bapa adalah satu, ketahuilah tidak ada yang lebih utama antara Arab dan bukan-Arab dan juga antara bukan Arab dan Arab, atau yang berkulit merah dengan yang hitam, dan warna hitam dengan yang merah kecuali Taqwa”(Ahmad).


Dalam Khutbah Haji Wada’, kita menemukan bahwa nabi saw menetapkan peraturan hubungan manusia yang sangat agung dan mulia, memberikan haknya, martabatnya dan kesuciannya serta kebersihannya dari segala apa yang dimilikinya, beliau bersabda:

“Hai manusia dengarkanlah ucapakanku, karena aku tidak tahu apakah bertemu lagi dengan kalian pada tahun-tahun yang akan datang selamanya, wahai manusia, ketahuilah bahwa harta dan darah kalian adalah haram (suci) sehingga kalian bertemu Allah sebagai sucinya hari kalian ini, sucinya bulan kalian ini, dan sesungguhnya kalian berjumpa dengan Allah dan akan diminta pertanggungjawaban, dan kalian akan ditanya tentang perbuatan kalian dan aku telah menyampaikan, maka barangsiapa yang memiliki amanah maka tunaikanlah kepada orang yang diamanai atasnya”. (Ibnu Ishaq).

Agama kita adalah agama yang penuh dengan moral dan nilai-nilai yang berusaha melindungi kehormatan manusia, seperti yang disabdakan oleh nabi saw:


“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”

Inilah nabi kita .. dan Inilah agama kita.

Bahkan bukan perilaku nabi Muhammad saw saja, namun Islam adalah ibarat sebuah madrasah rabbaniyah yang mampu mencorakkan kehidupan umat Islam setelahnya, demikianlah Amirul Mukminin Umar Bin Al Khattab ra yang mampu meletakkan batu bata pertama dalam sistem kesejahteraan sosial, yang merupakan manifestasi tertinggi peradaban manusia; dengan memberikan perhatian kepada anak-anak, orang tua dan orang yang kurang upaya, tidak ada perbedaan dalam hal ini antara Muslim dan bukan Muslim di negara Islam.


Demikian pula terdapat salah satu graduan madrasah nabi saw, Umar, yang telah menguasai dunia, pernah pada suatu hari berkeliling pasar melihat orang yang sudah tua meminta-minta wang sedekah, lalu beliau berkata kepadanya: siapakah anda wahai orang tua?, Dan orang tersebut berasal dari Yahudi kota Madinah, lalu dia berkata kepadanya: “Aku adalah orang yang sudah tua, aku meminta upti dan nafkah” mendengar ungkapan orang tua tersebut Umar berkata kepadanya: “Tidak selayaknya engkau mengalami seperti ini wahai orang tua, kami telah mengambil jizyah (upti) dari kamu pada saat muda, lalu kami telantarkan pada saat sudah tua”. Lalu beliau (Umar) memimpin tangannya menuju rumahnya dan memberikan kepadanya makanan, kemudian membawanya ke Baitulmal dan memerintahkan kepada penjaganya dengan berkata: “Berikan kepada orang tua ini wang yang dapat mencukupi keperluannya dan keluarganya”.


Dari Umar kita juga belajar bahwa Islam adalah agama rahmat dan keadilan terutama dalam pemerintahan antara pemimpin dan yang dipimpin, Beliau sering menangis setiap kali solat subuh kerana teringat tangisan seorang anak kecil yang dipaksa oleh ibunya supaya senyap dan tidur dalam kelaparan; kerana itu bagi mengelakkan manusia untuk tidak memaksa anak-anak mereka tidur dalam kelaparan maka mereka akan diberikan bahagian kepada anak yang baru lahir bahagiannya.


Contoh ini sangatlah banyak dan tak terhitung jumlahnya .. demikianlah Islam kita, yang menebarkan kasih sayang walaupun kepada seekor binatang sekalipun, “pada setiap pemilik hati yang basah juga ada ganjarannya”, agama keadilan akan menceritakan bagaimana salah seorang warga Qibti Mesir mendapatkan keadilannya terhadap perbuatan anak dari Amru bin Al-Aas seorang gabenor Mesir pada saat itu.. Agama yang pada saat ini cuba dinodai dan dikotori oleh musuh, diberikan gambaran yang buruk dan ganas, sementara tengkorak anak-anak dan orang tua di Gaza, Palestine, Iraq, Afghanistan, dan Lebanon telah menjadi saksi akan hampanya “rahmat” tatapan dunia baru!.


Wahai umat Islam ..


Wahai orang-orang yang beriman dengan agama dimana saja anda berada ketahuilah bahawa amanah yang anda junjung saat ini sangatlah berat… sehingga kepada kita semua untuk tetap berada dalam posisinya .. seorang da’i.. politikus .. guru .. wartawan .. mahasiswa, jurutera dan petani .. hendaknya melihat kembali posisi mereka, kembali kepada agama yang benar, mengembalikan produktiviti Islam seperti yang turunkan oleh Allah .. sebagai cara hidup sempurna .. bukan sekadar keyakinan..bukan sekadar ibadah ..bukan sekadar interaksi .. namun keseluruhannya ..terapkanlah Islam saat ini juga.


Wahai umat manusia ..


Berimanlah kepada Allah, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya dan Hari Akhirat .. perbaikilah dan berbuat baiklah kepada sesama manusia… wahai anak bangsa dan umat Islam perbaikilah hubungan antara kamu dan orang tua kamu.. perbaikilah antara keluarga kamu dan saudara kamu, karena melakukan perbaikan antara sesama manusia adalah ibadah yang mulia dan agung…tunaikanlah amanah… dan berhukumlah dengan cara yang adil…

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat”.
(An-Nisa:58)


Bersungguh-sungguhlah dalam pekerjaan kamu .. kerana


“Sesungguhnya Allah sangat mencintai seseorang yang jika bekerja dilakukan dengan cara yang paling baik (professional)” (Hadits shahih)

Kerana yang demikian bukan sekadar memberikan kesejahteraan terhadap satu kaum saja, namun juga perbaikan, kesejahteraan serta keselamatan umat manusia secara keseluruhan sehingga mampu menghilangkan keinginan dan niat yang buruk dan jahat.

Wahai hamba-hamba Allah ingatlah firman Allah:


“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (An-Nahl:90)

Dan akhir dari seruan kami adalah Maha Suci Allah, dan segala puji hanya milik Allah semata.
 

My Blog List

FIKRAH & DAKWAH Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template